Powered by Blogger.

" Senjang " Sastra yang diiringi musik dari Sumatera Selatan

Senjang adalah salah satu bentuk media seni budaya yang menghubungkan antara orang tua dengan generasi muda atau dapat juga antara masyarakat dengan Pemerintah dalam hal penyampaian aspirasi yang berupa nasehat, kritik maupun penyampaian ungkapan rasa gembira yang diiringi pantun dan musik. Namun antara pantun/lagu dan musik tidak dimainkan secara berbarengan, namun memiliki jeda masing-masing. Artinya, ketika lagu dilantunkan maka musik berhenti dan begitu juga sebaliknya. Keunikan ini yang membuat kesenian ini dinamakan "Senjang".
BENTUK SENJANG
Bila ditinjau dari bentuknya, senjang tidak lain dari bentuk puisi yang berbentuk pantun (Talibun). Oleh sebab itu, jumlah Liriknya dalam satu bait selalu lebih dari empat baris. Satu keistimewaan dari kesenian senjang ini adalah penyajiannya yang kompleks sehingga menarik. Dikatakan kompleks karena penyajianya selalu dinyanyikan dan diiringi dengan musik. Akan tetapi, ketika pesenjang melantunkan senjangnya musik berhenti. Pesenjang biasanya menyanyi sambil menari. Ia dapat membawakan senjang itu sendirian tetapi tidak jarang pula pesenjang tampil berdua. Walaupun irama senjang ini pada umumnya monoton, tetapi juga mengajak audiens terlibat sekaligus terhibur.

Penampilan senjang tampaknya mengalami perkembangan. Pada zaman dahulu, musik pengiring senjang adalah musik tanjidor. Seiring dengan perkembangan permusikan dewasa ini, tanjidor sudah nyaris langkah digunakan, tetapi penggantinya adalah musik melayu atau organ tunggal. Pada zaman dahulu, penutur senjang biasanya menciptakan senjangnnya secara spontan, sehingga tema yang akan disampaikan disesuaikan dengan suasana yang dihadapinya. Akan tetapi, sekarang kepandaian senjang serupa itu sudah sangat langkah. Pesenjang biasanya menyiapkan senjangnya jauh hari sebelumnya. Bahkan sering terjadi pesenjang menuturkan senjangnya dengan melihat teks yang telah dipersiapkan.

Ikatan senjang juga memiliki pola tersendiri. Sebuah senjang biasanya terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama merupakan bagian pembuka. Bagian kedua merupakan isi senjang yang akan disampaikan. Bagian ketiga merupakan bagian penutup yang biasanya berisi permohonan maaf dan pamit dari pesenjang.

Bagian pembuka senjang dapat dilihat dari contoh berikut:

"Cobo - cobo maen gelumbang Entahke padi entah dedak Bemban burung pulo lalang Untuk bahan muat keranjang Cobo - cobo kami nak basenjang Entahke pacak entah dak Kepalang kami telanjur senjang Kalu salah tolong maaf ke"

Contoh bagian isi senjang :


"Kalu adek ke Palembang Jangan lali ngunde tajur Tajur pasang di Sekanak Bawa batang buah Banono Kala adek bajo linjang Jangan sampai talanjur Kalu rusak lagi budak Alamat idop dak samparno "

Contoh bagian penutup senjang:

"Kalu nak pegi ke Karang Waru Singgah tegal di Jerambah Pogok Tengah jalan ke Rantau Kasih Nak pegi ke dusun ulak Kami senjang barenti dulu Adat karena abis pokok Kami ucapke terime kaseh Maap ke bae kate yang salah"

FUNGSI
Bila dilihat dari penampilan dan isi yang terdapat didalam sebuah senjang, tampak ada beberapa fungsi yang terdapat didalamnya. 
  • Fungsi I, adalah untuk menghibur. Fungsi ini dapat dirasakan ketika senjang itu akan ditampilkan. Mengapa demikian? ini disebabkan oleh penampilan senjang selalu diiringi oleh musik yang dinamis. Musik dan penuturan senjang tampil secara bergantian. Sebelum bagian pembuka ada musik yang mengiringinya. Antara bagian pembuka dan bagian isi juga diselingi dengan musik. Antara bagian isi dan bagian penutup pun diselingi oleh musik. Pada bagian akhir musik akan muncul lagi. Walaupun irama musiknya yang itu - itu juga, penonton akan merasa terhibur.
  • Fungsi II adalah untuk menyampaikan nasihat (didaktis). Nasihat ini tidak hanya ditujukan kepada anak-anak, tetapi juga ditujukan kepada para remaja bahkan orang tua. Oleh sebab itu senjang sering dituturkan pada pesta keluarga seperti pesta perkawinan, khitanan dan lain-lain. Pada kesempatan ini semua keluarga baik tua maupun muda, dewasa maupun anak-anak berkumpul. Dengan demikian, semua usia tadi dapat menqikuti penuturan senjang itu. Pesan moral yang dituturkan oleh pesenjang dengan bernyanyi sambil menari itu cukup menqhibur dan tidak terkesan menggurui. 
  • Fungsi III adalah sebagai alat kontrol sosial dan politik Fungsi ini terutama sekali terlihat ketika senjang dituturkan pada acara yang dihadiri pejabat, baik acara pemerintahan maupun acara kekeluargaan. Akan tetapi, karena format penyampaiannya selalu didahului dengan permohonan izin dan maaf dan diakhiri pula dengan permohonan pamit dan maaf. Serta diiringi dengan musik dan tari yang dilakukan pesenjang, kontrol, kritik yang disampaikan oleh pesenjang itu menjadi enak didengar, tidak membuat pihak yang dikontrol atau dikritik tersinggung. Senjang mengkritik tetapi tidak menyakiti, mengontrol tetapi tidak menghujat pihak yang dikritiknya.
(source : id.wikipedia.org)

0 comments:

Post a Comment

Related Posts

Popular Posts

Featured Post

TARAWANGSA

Tarawangsa merupakan salah satu jenis kesenian rakyat yang ada di Jawa Barat. Istilah "Tarawangsa" sendiri memiliki dua penge...

  © frontmusic.blogspot.com The Professional Template by Ourblogtemplates.com

Back to TOP