Powered by Blogger.

Apa dan Siapa di balik Festival Woodstock?



I'm going on down to Yasgur's farm

I'm going to join in a rock 'n roll band

- Joni Mitchell, "Woodstock"

Agustus adalah bulan mengingat Woodstock bagi mereka yang mencintai musik. Baris kata di atas adalah potongan lirik dari lagu Joni Mitchel, seorang penyanyi terkenal di akhir era 60-an dan awal 70-an. Lagu itu dinyanyikan di atas panggung Woodstock yang sangat terkenal, dan menjadi hit setelah dinyanyikan kembali oleh Crosby, Stills, Nash & Young.
Max Yasgur
Untuk penikmat dan pelaku dunia musik, adalah “dosa besar” jika tidak tahu Woodstock, atau minimal paling tidak pernah mendengarnya. Festival Woodstock adalah konser musik yang diadakan di tanah peternakan Max Yasgur yang luasnya 240 hektare di Bethel, New York dari 15 Agustus hingga 18 Agustus 1969. Bethel (Sullivan County) terletak 69 km barat daya desa Woodstock, New York yang berbatasan dengan Ulster County. Satu nama yang paling kentara dari Woodstock adalah Max Yasgur, seorang petani Yahudi yang kemudian menjadi terkenal karena tanah pertaniannya yang luas itu dipakai untuk arena konser.
Woodstock sendiri diadakan sebagai sebuah bentuk pelampiasan generasi muda AS yang saat itu membutuhkan begitu banyak kebebasan. Selain itu, Woodstock dijadikan sebagai media untuk mengkritik pemerintah AS. Tahun 1959 perang Vietnam begitu sensitif di AS, sama seperti perang Afghanistan sekarang.

Generasi muda AS yang berumur di bawah 30 tahun yang hidup di era akhir 1960-an hingga pertengahan 1970-an, muncul sebagai counter culture terhadap budaya kemapanan. Isu rasial, Perang Dingin dan ancaman perang nuklir adalah pemicu lain dari munculnya generasi ini. Ia seakan menjadi bom yang siap meledak sewaktu-waktu. Tidak heran, jika kemudian anak-anak muda ini disebut Flower Generation (Generasi Bunga). 

Namun di balik itu, terjadi banyak hal yang dilakukan oleh orang-orang yang menghadiri festival itu. Misalnya saja seks bebas. Tercatat 2 anak manusia dipastikan lahir karena hubungan seks bebas dari para penggemar rock tersebut. Artinya, ketika itu, seks dilakukan cukup serempak, dan Anda tinggal memilih dengan siapa, jika Anda mau! Selain seks bebas, juga narkoba. Narkoba menjadi salah satu yang favorit dilakukan pendatang di Woodstock. Minuman keras sudah menjadi biasa. 

2 comments:

herizal alwi January 22, 2012 at 3:08 PM  

Menjamurnya lokalisasi, warung remang-remang, hotel “short time” atau losmen “esek-esek”, salon plus plus, panti pijat plus, sauna plus, karaoke plus plus, atau diskotek dengan layanan khusus/VIP, setidaknya bisa dijadikan cermin perilaku (seks) masyarakat kita. Layaknya hukum dagang yang mengacu pada permintaan dan penawaran, demikian juga yang terjadi dalam layanan plus-plus. Tingginya jumlah pria hidung belang, maka menjamur pula wanita jalang pemburu uang.

“Industri” seks pun merambah berbagai profesi: kapster, SPG, conter girl, sales marketing, hostes, caddy, bartender, waitress restoran, scoregirl, sekretaris, fotomodel, peragawati, artis, mahasiswi hingga siswi, siap menjadi gadis-gadis order, yang siap “dibawa” para “kumbang”.

Terjunnya mereka di dunia seks komersial umumnya dilatarbelakangi ekonomi, meski ada juga yang awalnya yang “terlanjur” karena pernah jadi korban “lelaki”. Bahkan, faktanya dalam hal melacurkan diri ini, kini bukan hanya persoalan perut, bukan soal “menafkahi” keluarga, namun sudah perkara memenuhi gaya hidup. Hedonisme menjadikan mereka memburu kesenangan belaka. Asal bisa gonta ganti hp dan kendaraan, membeli busana bermerek dan aksesori mahal, mereka rela mengorbankan kehormatan diri atau menjadi simpanan bos-bos dan om-om.

Tuturan di atas baru sebatas “jual beli”. Yang melakukan seks atas dasar suka sama suka, sex just for fun, atau sekadar mencari kepuasan pribadi, tentunya lebih banyak. Remaja/wanita hamil di luar nikah ada di kanan kiri kita, perselingkuhan sudah sering kita dengar, video mesum juga sudah bukan berita heboh lagi. Masyarakat seakan sudah abai atau malah justru permisif. Jika dahulu orang tua seperti dicoreng aibnya ketika anak perempuannya hamil di luar nikah, sekarang banyak orang tua yang justru bersikap biasa saja, bahkan cuek.

Pacaran zaman sekarang juga jauh lebih “canggih”, karena remaja sekarang lebih paham tentang hal-hal yang terkait reproduksi, bahkan paham bagaimana menghindari cara dan waktu berhubungan seks yang berpotensi kehamilan.

Tak berhenti hingga di sini. Seks bebas juga berkembang menjadi perilaku seks menyimpang: pesta seks, arisan seks, private party, incest (hubungan seks sedarah), hingga homoseksual. Lebih ironis, komunitas “maho” (manusia homo) berkedok demokrasi seks malah melembaga di negeri ini, mewujud dalam organisasi GAYa NUSANTARA.

Padahal, yang namanya kasus-kasus menyimpang soal seks seperti fenomena gunung es; di permukaan saja sudah memiriskan hati, apalagi yang tidak tampak. Perkembangan teknologi (TV, internet, HP, dsb) yang mengekspos budaya mempertontonkan aurat menjadi sarana “ampuh” dalam menimbun hasrat seksual para remaja. Alih-alih disalurkan pada tempatnya (baca: menikah), yang terjadi, kejahatan seksual seperti pemerkosaan dan sodomi, malah merebak di mana-mana.

Sistem pendidikan yang menempatkan agama sebagai suplemen, menjadikan anak bangsa ini miskin ilmu dan iman. Hal ini juga didukung dengan lemahnya pengawasan orang tua dan minimnya amar ma’ruf nahi mungkar.

Ironi memang sedemikian bebasnya seks bebas di negeri yang mayoritas muslim ini. Bagi orang tua yang membiarkan putrinya bebas bergaul dengan laki-laki, bagi “ustadz-ustadz cinta” yang menghalalkan pacaran, bagi “dai-dai gaul” yang diam seribu bahasa dengan maraknya perzinaan di negeri ini, sadarlah, seks bebas mengepung kita!

Komentar:

Hendaklah kita bertaqwa kepada Allah, kemudian membentengi diri dan keluarga kita dari perbuatan keji dan mungkar. Ya Allah jauhkanlah kami dan keluarga kami dari perbuatan keji dan mungkar, baik yang nampak maupun yang tersembunyi.

Linggar March 10, 2013 at 8:32 PM  

Nda urus coy...hancur memang negara Ini krena Prostitusi..

Post a Comment

Related Posts

Popular Posts

Featured Post

TARAWANGSA

Tarawangsa merupakan salah satu jenis kesenian rakyat yang ada di Jawa Barat. Istilah "Tarawangsa" sendiri memiliki dua penge...

  © frontmusic.blogspot.com The Professional Template by Ourblogtemplates.com

Back to TOP