Powered by Blogger.

Korean Traditional Musical Instruments : Geomungo

Geomungo
Geomungo atau hyeon-geum ("kecapi hitam") adalah sebuah kecapi tradisional dari Korea. Geomungo dimainkan sambil duduk. Senarnya dipetik menggunakan tongkat bambu kecil suldae dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan senar untuk menghasilkan nada. Tipe nada yang dimainkan untuk musik tradisional Korea adalah D#/Eb, G#/Ab, C, A#/Bb, A#/Bb, dan A#/Bb satu oktav lebih rendah daripada nada tengah. Geomungo dimainkan pada saat pementasan solo (sanjo) atau dengan alat musik lain. Suara nada yang dihasilkan Geomungo dianggap lebih "maskulin" dibanding alat musik petik gayageum yang dianggap lebih feminin; namun keduanya dimainkan baik oleh pria maupun wanita.
 
Awal mula alat musik ini berasal dari zaman Goguryeo, karena jika dilihat namanya merujuk pada Goguryeo dan kadang diartikan sebagai "kecapi Goguryeo". Berdasarkan babad Samguk Sagi (Sejarah Tiga Kerajaan), yang ditulis tahun 1145, geomungo ditemukan oleh perdana menteri Wang San-ak dari Goguryeo yang dimodelkan dari alat musik tradisional Cina, guqin (di Korea disebut chilhyeon-geum, harfiah "kecapi tujuh senar"). Setelah kematiannya, alat musik ini diwariskan ke Ok Bogo, Son Myeong-deuk, Gwi Geum, An Jang, Cheong Jang, dan Geuk Jong, lalu disebarluaskan ke seluruh negeri. 
 
Alat musik serupa dengan Geomungo terlukis di dalam kuburan Goguryeo, yakni pada Makam Muyongchong dan Makam Anak Nomor 3. Geomungo memiliki ukuran panjang 162 cm dan lebar 23 cm, dan memiliki kaki-kaki "Anjok" dengan badan yang terbuat dari kayu paulownia dan memiliki 6 buah senar sutera tebal.
 
(source : id.wikipedia.org)
 

0 comments:

Post a Comment

Related Posts

Popular Posts

Featured Post

TARAWANGSA

Tarawangsa merupakan salah satu jenis kesenian rakyat yang ada di Jawa Barat. Istilah "Tarawangsa" sendiri memiliki dua penge...

  © frontmusic.blogspot.com The Professional Template by Ourblogtemplates.com

Back to TOP